“Me Time” Mamak Ngapain Sih? #liveinparekediri

Pripun kabare, Nyas? Masih strong tinggal di Bumi? Atau sudah pesan tiket ke agennya Elon Musk buat nitip kavling tinggal di Mars? Hehehe. Semoga kita semua dalam keadaan sehat jiwo rogo damai aman sentosa ya dan masih mau sama sepertiku untuk menginjak Bumi. Bahas random story yuk!

Okeh, jadwal sekolah dan kegiatan les anak-anak sudah mulai teratur nih. Apakah ini sebuah tanda “Mamak sudah bisa kembali bernafas untuk men-setting jadwal me time?”.

Yuk, kita samakan persepsi dulu yuk. Memberi jeda waktu untuk diri-sendiri seringnya diisi dengan kegiatan self love aku bilang ini adalah “me time”. Percaya dan selalu setuju dengan memiliki waktu luang untuk diri sendiri akan memberikan dampak “signifikan” bagi personal. Percaya-ngga-percaya, termasuk juga merawat kesehatan mental untuk lebih approving ourselves or feeling.

Atur nafas, atur waktu, atur jeda, atur mood atau feeling. Keliatan yeee kalau lagi burn out, oh berarti kurang jeda atur settingan waktu, atur mood swingnya, dan berbagai alasan dibelakang.

Dikutip dari artikel NY Metro Parents Mia Redrick, penulis Time for Mom-Me: 365 Daily Strategies for a Mother’s Self-Care menyebutkan “when you spend time “dating yourself”, you become clear about what’s good for you.”

Nah setuju juga loh, karena tujuan dari leisure time versi aku adalah memberikan ruang untuk diri sendiri. Kadang ngomong ribuan kali sama diri sendiri, juga termasuk. Hehehehe. Intinya men-charge energi anyar untuk soul kamu sendiri, melakukan apa yang dibutuhkan dengan sekedar menyenangkan sampai menenangkan hati.

Apalagi mamak – mamak reog perlu waras lahir-batin, setrong saben dino. Kalau khilaf ya diperbaiki, kalau sudah bagus ya semakin dikepakkan. Kita, perempuan juga manusia cuy! Punya rasa lelah, ngga mood, sebal, jengkel ataupun marah dan ternyata perasaan itu perlu diakui kerennya ya divalidasi. Seperti, “Ohiya, aku sedang jengkel. Ohiya, aku sedang marah. Ih, gedeg banget gw sama lu..” dengan memberi ruang untuk diri sendiri kadang menjadi obat untuk lebih tenang, sabar aja sepertinya.

Kopi espresso made in Pelem

Ngapain sih me time -nya ribet banget mending rebahan ditambah scrolling socmed juga me time kok!!!! Klambrak-klumbruk day gituloh! Nyas, mau rebahan atau jungkir balik sama aja sah-nya. Kembali lagi ke tingkat kepuasan diri masing-masing.

Nih dia nih daftar BEBERAPA kegiatan mamak reog satu ini (( IYAAAA, AKUUUUU HAHAHAHA )) dilakukan dengan ritme waktu yang dapat dibongkar pasang alias disesuaikan dengan kondisi alias ngga saklek-saklek banget timelinenya, meski ada juga yang sifatnya wajib.

Sadar ngga, Nyas? Kalau dipikir-pikir ya alih-alih memiliki leisure time tapi kalau dilihat rentetan kesempatan seorang Ibu melakukan me time itu ternyata masih menggunakan skema “mencuri peluang di paruh waktu dengan skill multi taskingnya.”

Bahwa sadar diri juga ada tanggung jawab utama handle keluarga atau kegiatan domestik / internasional lain. Jadi, dia—Si Ibu tidak semudah itu untuk selfish. Namun, disatu sisi Ibu tetap berkeinginan memberi space untuk merawat jiwanya.

Percaya-ngga-percaya, ketika Emak mengupgrade vibrasi kebahagiaan diri, lingkungan sekitar juga merasakan resultnya termasuk circle terdekat yaitu anak-anak. YUHUUUUU..

Jadi, me time versi kamu gimana, Nyas? Do what you love!

Leave a Reply

Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: