Selamat datang weekend. Cerah banget ya Sabtu akhir bulan ini, secerah bunga Matahari depan pintu rumah yang lagi percaya diri banget show off. Nih liat aja di sini: My Mr-&-Mrs-Sun Eh, tapi di Pare belakangan cerahnya bisa sampe bikin gosyong badan. Vanaassss syekali, sodara.
Okey, hari ini adalah deadline untuk setor tugas Kelas Pra BunSay. Masih ada yang belum tau kelas ini di Institut Ibu Profesional ya? Ini cek disini wadahnya. Setelah diskusi ringan dengan wadah Internal di Grup Mandjaaah semalam eh Grup#3 BunSay4J2 IIP deng, jadi hari ini sudah bisa kirim report. Take it slow, masih pemanasan.
1.A Materi Pra Bunsay | Institut Ibu Profesional
(Tidak Terlambat) Sadar Diri.
Disuruh jawab, pertanyaannya gini: Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu di Bunda Sayang? Jadi gini Bu Fasil, karena saya Anya dan saya bukanlah siapa – siapa. Semakin hari semakin sadar diri bahwa kuncian terbaik untuk mendidik anak dan keluarga sesuai dengan family goals adalah dengan memperbaiki peranan ibu terlebih dulu. Iya, peran saya.
Setelah terdiam beberapa saat. Merefleksi diri, mikir-mikir-mikir. Kerennya ya kontemplasilah. Jadi, ngga usah bersusah payah protes terhadap orang lain. Coba mulai dulu untuk memperbaiki diri sendiri. Apalagi mempelajari kehidupan anak dan keluarga, belajarnya setiap detik, setiap waktu, setiap saat tanpa berjeda, never ending story banget. Bunda Sayang memiliki komitmen yang tinggi dalam memfasilitasi para ibu dan saya sangat antusias di dalamnya. Ya, minimal kasih komitmen belajar yang sepadan juga untuk tim fasilitator.
Strategi Nambal Black Hole.
Kemudian, loncat ke strategi saya dalam menuntut ilmu. Nah ini, perlu tak awang – awang dulu dengan pendekatan manakah yang lebih saya gandrungi. Coba diulik bagian terluar, sebut aja eksternalnya. Keputusan saya sudah tepat, salah satunya nyemplung deh di dalam kelas Bunda Sayang IIP ini. Belajar melalui sebuah forum, wadah atau komunitas yang memiliki satu visi misi yang sama dengan big goals kita. Pelan – pelan, serasa nambal black hole yang ada di dalam diri.
Ikut forum udah, sekarang bagaimana dengan guider? Saya memilih belajar langsung dari pakarnya, baik online atau meeting class. Mbhatin “Meski banyak juga nilai kehidupan yang kadang manclek terserap di hati justru bukan dari para ahli, dari rumput yang bergoyang misalnya.” Hahaha aduh aduh aduh, Nya. Walaupun belajar online, ingat ya kita juga wajib memilah siapakah pembawa materi yang bertebaran di media online. Di Institut Ibu Profesional ini, jujur saya ngga merasa khawatir ketika tim mengkurasi pemateri pasti cukup jeli melihat sebelum menyuguhkan ke publik. Insya Allah, terpercaya.
Belajar dari ahlinya udah, coba sekarang ngulik dari internalnya. Melihat ke dalam diri sendiri lebih dalam sekali lagi. Strategi lain supaya nyangkut di pikiran dan implementasi cepet, salah satunya coba mengosongkan gelas yang kita punya. “Bu Fasil sebentar ya, saya pikir pikir lagi sepertinya gelas saya kosong udah dari lama, jadi apalagi yang mau dikosongkan. Lah, aku kudu piye, Bu Fasil??”
Jangan Ada Gengsi diantara Kita.
Pertanyaan selanjutnya adalah: Perubahan sikap apa saja yang akan Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut? Dan saya akan jawab kenceeeeng, sikap non grasak-grusuk seperti Bajaj, Bu Fasil. Semakin hari bisa saya kurangi porsinya, bisa lebih kalem dan lebih sabaran. Mugi – mugi Gusti Allah parengi sabaaaaar. Kunci tuh, kunci.
Belajar memang wajibnya tawadhu ya, persis seperti apa yang dikatakan penceramah Sholat Jumat kemarin di dekat rumah. Lah, ikut sholat Jumat?? Ngga, dengar dari toa masjid. Insya Allah bisa makin tawadhu yang bisa menghilangkan gengsi dalam belajar. Amin-i yang kenceng dong, Bu Fasil dan para pembaca. AAMIIIIIIN.
1.B Materi Pra Bunsay | Institut Ibu Profesional
Setelah menjawab pertanyaan per-individu, kami juga disuguhkan Studi Kasus yang dibahas Per-Kelompok:
1.C Materi Pra Bunsay | Institut Ibu Profesional
Kurang lebih ini adalah jawaban dari diskusi Grup#3 BunSay4J2 IIP :
J1: Karena di kelas Bunda Sayang ini kita sesama mahasiswa sama – sama belajar, bersama – sama menjadi guru. Semua murid, semua guru. Maka sikap kita sebagai peserta tetaplah bersikap luwes dengan menghormati fasil. Karena bagaimana-pun fasilitator adalah orang terbaik dari tim memiliki ilmu yang bermanfaat untuk dibagikan ke mahasiswanya.
J2: Jika terdapat perbedaan pendapat atau pandangan tetap menghormati fasil, tidak menjadikannya sebagai bahan perselisihan. Saran dan kritik wajib disampaikan dengan santun akan dimaknai lebih baik oleh penerima.
J3: Mempelajari materi dengan baik, ikut bersama dalam diskusi dan jangan lupa melaksanakan tugas perkuliahan dengan kualitas dan berbobot.
J4: Sebelum memasuki kelas Bunda Sayang, tentunya ada kelas Matrikulasi sebagai pemanasan panjang. Yang didalamnya meliputi Time Management, sudah sepatutnya mahasiswa di BunSay konsekuensi dengan tanggung jawab yang diemban. Jika time management bagus, hasil kerja juga mengikuti. Selamat mengerjakan tugas berkualitas dan tepat waktu.
J5: Alangkah lebih baik jika mahasiswa menggunakan sudut pandangnya sendiri dalam pengerjaan tugas, diambil dari hikmah dan manfaat materi yang dibahas di kelas. Mari berkreatifitas.
J6: Karena di IIP Semua Murid Semua Guru, maka jika terdapat pengalaman yang berkaitan dengan materi Bunda Sayang dan kita ditunjuk sebagai pemateri, sepanjang tidak bertentangan dengan Adab Menuntut Ilmu dan CoC IIP, sebaiknya peluang tersebut bisa langsung diambil dan bersedia. Kembali lagi, tujuan utama kita adalah sharing dan proses diskusi ilmu.
J7: Etika saat mengajukan cuti atau mengundurkan diri, sebaiknya langsung menghadap ke Ibu Fasil untuk sharing alasan yang reasonable mengapa cuti atau check out dari kelas. Mengingat kembali peserta yang mendaftar di kelas Bunda Sayang cukup banyak, namun yang mendapatkan kesempatan hanya beberapa saja.
J8: Konsekuensi bagi mahasiswa yang mundur di tengah perkuliahan adalah dikeluarkan dari kelas tentunya setelah dilakukan check and recheck kondisi mahasiswanya. Mencari tahu penyebabnya atau kendala yang dihadapi, misal terdapat hal yang memberatkan sehingga tidak bisa melanjutkan perkuliahan ke tahap selanjutnya. Tidak lupa disampaikan secara santun.
Peserta Grup#3 BunSay4J2 IIP terdiri dari: Ummu Fanny, Ikhla, Lola, Linda, Danik Ernawati, Anafirun Ifana, Arselycha dan saya sendiri Anya.
Sip, sugesti cakepnya apa? Belajar emang paling bener kosongi 3/4 isi gelas, sisanya untuk bekal. Kalo kosongi piring juga berarti Mbakayu LAPEEEER.
Leave a Reply