Ibu saya pernah meledek ketika kami kecil, “Nak, uang Rp100juta itu tidak akan menjadi bulat utuh Rp100juta kalau uang Rp200 saja diacuhkan di lantai loh.” Iya biasanya kami mendapatkan giliran jadwal untuk berbagi tugas menyapu di setiap hari Minggu. Berbagi jadwal dengan kedua kakak saya.
Mungkin karena seringkali saat Ibu atau mba bersih – bersih melihat receh yang meski tidak banyak tapi berserakan dan didiamkan di lantai, di sudut dinding, di balik pintulah ataupun di bawah kursi, dan anak-anaknya malas mengambil satu-per-satu yang terjatuh ya dibiarkan jatuh. Pada akhirnya ibu yang rajin menabung di celengan setiap liat koin yang malas diambil anak – anaknya.
Ternyata pesan itu saya flashback sampai sekarang saat menemukan receh krincing, makanya sebelum anak – anak memiliki celengan Bund terlebih dulu punya. Apalagi saat mengajarkan anak menabung di celengan dengan receh, karena receh kalau dikumpulkan bisa jadi berharga.
Sama dengan Kakak hari ini, masih fokus memegang kedua benda yang disayangi buku-bukunya dan celengan. Setelah memastikan semua koin yang disediakan Bund habis, kemudian di kembali ke perbukuannya.
Seperti biasa, Kakak menghitung sebanyak 10 koin krincing ada yang Rp200, Rp500, Rp1000 lebih sedikit beberapa koin dari jumlah kemarin.
